Rekonstruksi Sejarah Islam Part#2 - Background Keagamaan

A. Millah Ibrahim

Dikisahkan bahwa sebagian penduduk Mekkah mengikuti agama yang diwariskan Nabi Ibrahim dan Ismail. Islam menyebutnya dengan terminologi "Millata Ibrahim", yakni sebuah ajaran iman beserta satu paket syariat ibadahnya.

Maka sejak dulu masyarakat Mekkah sudah melaksanakan shalat di Masjidil Haram. Mereka sudah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Namun karena sudah terjadi banyak pergeseran, syariat tidak lagi murni. Bahkan dikisahkan ada orang yang thawaf sembari telanjang...

Dalam terminologi kristen dan yahudi, kita akan menemukan istilah "edomite & canaanite".

Edomite merupakan kawasan sekitar gurun Paran, Timur Sinai Mesir hingga Selatan Jordan yang ditinggali bangsa Edom. Alkitab mencatat bahwa Hagar melarikan Ismael yang masih bayi ke kawasan Paran. bangsa . Di kemudian hari, kawasan ini kemudian jadi wilayah kekuasaan keturunan Ismail, khususnya dari putera pertama dan keduanya, Nebayot dan Kedar, sampai mereka membuat 2 kerajaan di kawasan Edom, Nabatean dan Kedar, yang menjadi cikal bakal bangsa Arab modern. Mereka membawa ajaran Ishmailite yang disebut oleh Muslim sebagai "millah ibrahim". 

Sedangkan Canaanite diambil dari "land of canaan" atau tanah Kana'an yang ditaklukkan oleh keturunan Yakub/Israel putera Ishaq putera Ibrahim. Disanalah ajaran keturunan Ishaq berkembang hingga muncul bangsa Israel dan agama Yudaisme.

Tidak diketahui secara pasti kapan nabi Ibrahim hidup. Apakah di era kerajaan Babilonia (1850-500SM) ataukah ketika periode Sumeria (4900-1900SM)? Namun terdapat patung berpose sedekap laiknya orang shalat yang dinamakan "Praying Sumerians". Artinya, ibadah seperti shalat sudah dilakukan sejak era Sumeria.

Pertanyaan lainnya, sejak kapan penduduk Sumeria beribadah seperti itu? Apakah sejak Ibrahim diutus menjadi nabi? Ataukah sebelum Ibrhaim hiduppun mereka sudah melakukan ibadah seperti itu?

Ibrahim sendiri merupakan seorang nomaden. Ia lahir di Mesopotamia, punya bapak bernama Azar yang berprofesi sebagai pembuat berhala, hingga akhirnya Ibrahim bertengkar dengan raja Namrudz/Nimrod setelah berkontemplasi panjang lalu dituntun oleh wahyu Allah.

Setelah menikah dengan Sarah/Sarai, Ibrahim bermigrasi ke Mesir. Karena kesantunannya, Firaun menghadiahi Ibrahim seorang budak wanita bernama Hajar/Hagar. Kemudian Ibrahim, Sarah dan Hajar pindah ke Levant, Jerusalem, lalu menetap untuk waktu yang cukup lama.

Hingga usia 90 tahun Ibrahim tidak jua dikaruniai anak dari Sarah. Maka Ibrahim menggauli budak wanitanya itu dan lahirlah Ismail.

Dikarenakan ada sedikit konflik, Ibrahim lalu mengasingkan Siti Hajar ke gurun Paran (lembah Jordan), ke negeri peninggalan kaum Aad dan Tsamud yang telah hancur karena azab. Ibrahim meninggalkan Sarah lalu kembali ke Jerusalem. Di tanah Paran itu kemudian Ismail tumbuh besar hingga akhirnya Ibrahim kembali mengunjungi mereka untuk meninggikan baitullah. Di momen itulah syariat kurban turun.

Dalam QS. Al Baqarah 126, Ibrahim berdoa "Ya Rabb, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, rezekikanlah kepada penduduknya berupa buah2an".

Lebih dari 15 abad kemudian, suku Nabatean membangun kawasan Edom dengan sistem irigasi modern pertama di dunia untuk mengairi seluruh kota, hingga kawasan Edom menjadi subur ditumbuhi pohon buah tin, zaitun, anggur dsb. Mayoritas penduduk Nabatean kemudian bekerja sebagai petani dan pedagang. Begitulah Allah mengijabah doa Ibrahim. Negeri Paran yang gersang lantas disulap menjadi pusat agraria di tanah Arab.


B. Penyembah Berhala

Mayoritas penduduk Mekkah dikenal sebagai penyembah berhala. Konon ketika Islam menaklukkan Mekkah, kaum muslimin memusnahkan hingga 300 berhala di sekitaran Kabah.

Begitupun dalam hal menamakan anak-anaknya, kaum Quraisy kerap memberi nama anaknya sebagai hamba berhala, Abdul Uzza, Abdul Mannat dst. Seperti kita ketahui, berhala-berhala yang terkenal di Mekkah adalah Latta, Uzza, Manat dan Hubbal.

Tahukah anda? Ajaibnya, berhala-berhala itu semuanya ada di Petra. Mereka menjadi "Tuhan lokal" disana.

Berhala utama di Petra adalah El Dushara, Allata, Uzza, Manat dan Hubbal. Mereka adalah dewa-dewi yang disembah oleh penduduk asli Nabatean. Khusus El Dushara, penduduk Nabatean sampai membuatkan satu kuil khusus untuk menyembahnya.

Namun karena Petra ini multikultural, disana juga masuk pengaruh dari Yunani, Romawi hingga Mesir. Misalnya, di Al Khazneh terdapat pahatan dewi Isis. Tak hanya itu, dewa-dewi dipahat di seluruh jalanan kota Petra. Jumlahnya tak kurang dari 300 berhala. Angka yang sama dengan cerita tentang berhala di Mekkah.

C. Kabah dan Bentuk Kubus

Ketika Kabah berbentuk kotak dan ia berada di Mekkah, kita tidak akan paham kenapa bentuknya kotak sendiri?

Tapi di Petra, ada banyak sekali bangunan berbentuk kubus mirip Kabah. Penduduk Petra meyakini bentuk kubus sebagai bentuk sakral. 


Bahkan ada salah satu Kubus kecil yang dipagari, ketika Ustad Khalid Basalamah membuat dokumentasi ziarah ke Petra, beliaupun menyebutkan "dulu penduduk Petra maupun kabilah yang datang kesini thawaf mengelilingi kubus ini". Orang yang tidak tahu tentang sejarah Petra saja tahu bagaimana cara menghormati bangunan si kota tersebut.


Alasan benda-benda sakral di Petra berbentuk Kubus : 

Begitulah ulasan hari ini. Di bab mukaddimah, kita membahas background tentang lokasi geografis tempat turunnya Risalah. Soal bagaimanakah asal usul penduduk kota suci berasal, bagaimanakah sistem pemerintahan kota tersebut, bagaimanakah ekonominya, hingga konflik-konflik yang melanda kota tersebut.

Di bab 2 ini kita membahas background agama dari penduduk kota suci. Tentang berhala hingga asal muasal bentuk kubus, kenapa Kabah berbentuk kubus.

Gimana, sudah jangar? Anda pasti syok dengan informasi yang dimuat disini. Karena tidak pernah dibahas di kalangan muslim dimanapun...

Dengan pemahaman yang disebarkan di komunitas muslim selama ini, kita tidak akan bisa menjangkau, dimana letaknya ketika Quran mengatakan dirinya "mushaddiqan lima bayna yadayhi", membenarkan apa-apa yang ada pada kedua tanganmu (taurat dan injil). Karena kita dapati Islam benar-benat menjadi agama baru, yang tak ada satupun benang merahnya dengan agama Yahudi dan Nasrani.

Tapi di Petra, kita akan dapati kedekatan budaya yang sangat kental dengan Yahudi dan Nasrani. Kita bisa membicarakan cerita yang sama dengan mereka. Dan kita bisa berbincang-bincang tentang sejarah peradaban dunia...


Bersambung...

Next chapter : Biografi Muhammad zaman pra-wahyu.

Komentar