Siapa Berkhianat?

Sempat viral kutipan debat capres antara Anies vs Prabowo. Diawali ketika Anies bertanya pada Prabowo soal "bagaimana perasaan bapak ketika mendengar terdapat pelanggaran etika berat pada putusan MK"? Pasca itu Prabowo di forum internalnya mengatakan "Ndasmu Etik!" (Etik kepalamu!), sebuah pernyataan yang menyimbolkan Prabowo gusar terhadap sindiran Anies.

Pasca itu, banyak pihak pendukung Prabowo yang memposting bahwa Anies itu pengkhianat, ga pantes ngajarin Prabowo soal etik. Apa saja bentuk pengkhianatan Anies menurut mereka?

1. Berkhianat dari Prabowo, Gabung Surya Paloh

2. Berkhianat dari AHY dan milih Cak Imin.

Coba kita putar sedikit sudut pandangnya. Mari kita arahkan kompas kepada Prabowo. Prabowo pernah berpidato seperti ini :

"Saya kerap ditanya, kenapa pak Prabowo sering dikhianatin? Saya jawab, tak apa Prabowo sering dikhianatin, yang penting Prabowo jangan sampai berkhianat". Benarkah demikian? Atau itu hanya "gimmick" belaka? Mari cek faktanya!

1. "Anies berkhianat dari Prabowo, katanya ga bakal nyapres selama Prabowo nyapres, nyatanya bergabung dengan Surya Paloh"

Sementara itu :

Prabowo berkhianat dari ijtimak ulama 1&2 tahun 2019, disuruh pilih sosok agamawan buat jadi wakil malah milih Al Habaib Sandiaga Uno. Prabowo juga menolak menandatangani kontrak selama ada pasal yang memuat kata "syariat" sehingga perkumpulan ulama harus merevisi draft kontrak politiknya. Bahkan ketika sang pimpinan ulama yang terdepan memberikan dukungan kepadanya dikriminalisasi hingga dipenjarakan oleh aparat, ia diam.

Prabowo berkhianat kepada PKS yang setia berkoalisi di 2014, 2016, 2017, hingga 2019. Awalnya mengimingi PKS jatah cawapres. Tiba-tiba nunjuk Habib Sandi. Setelah itu menjanjikan jatah wagub yang ditinggalkan Sandi ke PKS. Lagi-lagi kesepakatan itu dikhianati. Setelah "jomblo" 2 tahun akhirnya kursi wagub DKI dikasih ke Ahmad Riza Patria, kader Gerindra yang plonga-plongo, yang kalau ikut fit and proper test juga ga bakal masuk kriteria.


Prabowo berkhianat dari tim oposisi dengan bergabung dengan pemerintah.

Tiba-tiba idealisme yang selalu dikampanyekan selama jadi oposisi menguap begitu saja. Bahkan Prabowo masuk ke dalam lingkaran utama oligarki yang menyetir kebijakan republik untuk kepentingan bisnisnya. Bergabung dengan pemerintah ini bukan sekadar dalam rangka "rekonsiliasi" seperti yang sering digembar-gembor, tapi jelas ada kepentingan bisnis Prabowo disana. 

- Pengadaan alutsista,

- Proyek food estate

- Proyek IKN

Cek saja investigasi ketiganya. Banyak kejanggalan. Bukan hanya sekedar kepentingan bisnis, tapi ini sudah bisa masuk kategori KKN. Karena penyelenggara proyek itu semuanya adalah perusahaan dibawah naungan Prabowo. Sudah begitu, perusahaannya abal-abal, tanpa portofolio.


Anies adalah bentuk antitesa (oposisi) dari pemerintah oligarki Jokowi, diusung oleh orang yang ditinggalkan. Jadi bukan Anies yang meninggalkan, tapi Prabowo yang meninggalkan gagasan anti-oligarki. Bahkan Prabowo membangun "kerajaan" dengan Jokowi. Disini justru Anies-lah yang masih konsisten menjalankan amanat oposisi atas kebijakan yang dijalankan pemerintah.

2. "Anies berkhianat dari AHY dan milih Cak Imin"

Dibalik itu :

Demokrat mendesak Nasdem untuk mengumumkan AHY sebagai cawapres Anies. Nasdem mengulur waktu pengumuman, sampai Demokrat memberikan ultimatum untuk pergi dari koalisi jika sampai akhir Juni 2023 AHY belum juga diumumkan sebagai cawapres Anies. Akhirnya tanggal 1 September Nasdem resmi memilih Cak Imin dari PKB.


"Apakah Anies yang berkhianat terhadap AHY?" 

Coba flashback kebelakang. Koalisi Anies selalu "digembosi" pemerintah. Demokrat hendak dikudeta dengan pemerintah menyusupkan Jendral Moeldoko, Kepala Kantor Staf Kepresidenan, sebagai calon ketum Demokrat. Ini intervensi paling buruk dalam sejarah reformasi.

Mari kita hitung secara kalkulasi syarat minimal Presidential Threshold 20% atau 115 kursi parlemen. 

- Nasdem 9,05% ; 59 kursi

- Demokrat 7,77% ; 54 kursi

- PKS 8,21% ; 50 kursi

Nasdem + Demokrat = 16,82% ; 113 kursi

Nasdem + PKS = 17,26% ; 109 kursi

Nasdem + Demokrat + PKS = 25,03% ; 163 kursi (aman)

Nasdem tidak bisa hanya berkoalisi dengan salah satu partai. Dengan nasib Demokrat yang belum bisa diprediksi, agak riskan jika Nasdem hanya menggandeng PKS. Anies bakal gagal nyapres. Jika Nasdem mengakomodasi AHY, koalisi mereka baru 113 kursi, dimana posisi PKS sendiri belum bisa dipastikan akan bertahan pada koalisi. Maka Nasdem tunda pengumunan. Takutnya sudah diumumkan Anies-AHY, proses kudeta Demokrat menguat dan Demokrat batal partisipasi. Sikap perhitungan Surya Paloh ini yang bikin Demokrat gusar, maka ia mengancam keluar dari koalisi.

Dengan mempertimbangkan keutuhan koalisi, Nasdem akhirnya menggaet PKB dan langsung memasangkan Anies dengan Cak Imin. Mengapa langsung dipasangkan dengan Cak Imin?

- Nasdem 9,05% ; 59 kursi

- PKB 9,69% ; 58 kursi

- PKS 8,21% ; 50 kursi

Nasdem + PKB = 18,74% ; 117 kursi (aman)

Koalisi dengan PKB sudah mengunci jumlah kursi koalisi. Sekalipun PKS batal koalisi, Anies tetap bisa dicalonkan.

Banyak beredar satire di medsos, "Anies itu capres yang paling jarang blunder. Satu-satunya blunder Anies adalah memilih Cakimin sebagai cawapres". Pernyataan itu tepat jika melihat dari berbagai sisi. Tapi inilah konsekuensi Presidential Threshold 20%. Ada ambang batas suara untuk pencalonan. Yang punya suara itu partai. Mau tak mau, ego partai emang perlu diakomodasi supaya koalisi rampung. Konsekuensinya, agak sulit mendapatkan paslon yang memang ideal dan kompeten.

Itulah mengapa beberapa aktivis termasuk Rocky Gerung sangat vokal menggugat PT 20% ke MK. Kekuasaan memasang "barier to entry", sehingga hanya personal dengan privilege tertentu yang bisa mengakses kekuasaan. Wal hasil, gugatan para aktivis ini selalu gagal.

"Kenapa PKB berlabuh ke koalisi Anies? Oportunis?"

Tentu saja, partai politik pasti oportunis. Karena mereka membutuhkan "nyawa" untuk bertahan dalam pertarungan pilleg. Sehingga semua partai harus menghitung betul untung ruginya ketika hendak berkoalisi dengan siapa. Maka PKB nyeberang ke koalisi perubahan itu sikap politik yang wajar, demi mempertahankan eksistensi partai. Sekalipun koalisi perubahan ini cenderung radikal-progresif, tak sesuai dengan karakter PKB yang cenderung tradisional dan konservatif.

Namun di balik itu, sejak Agustus 2022 Prabowo mengikat PKB dengan pakta integritas bahwa Prabowo akan bersama dengan Cak Imin maju sebagai capres-cawapres. Prabowo sendiri mengulur-ulur. Prabowo punya banyak kandidat untuk dibawa diantaranya Erik Tohir, Airlangga & Ridwan Kamil. Cak Imin makin tersisih sejak Jokowi cawe-cawe dan mulai mencuat nama Gibran.

Anies maupun Nasdem tidak mengikat Demokrat dan AHY dengan pakta integritas, hanya menawarkan koalisi dengan peluang pencalonan. Sedangkan Prabowo dan Gerindra mengikat PKB dengan pakta integritas. Maka Prabowo-lah yang sebenarnya berkhianat terhadap Cak Imin dan PKB. Nasdem lantas melihat peluang tersebut dan menggaet Cak Imin dan PKB yang tersisih dari koalisi.

Tapi dengan entengnya Prabowo bilang "Ndasmu etik" di internal koalisi. Pendukungnyapun bilang "Anies ga pantes bicara etik ke Prabowo. Prabowo sudah membuktikannya dalam 15 tahun, sedangkan Anies kapan jadi oposisi?". Etik itu bukan persoalan lama atau sebentar berada di suatu koordinat sikap politik, melaikan soal integritas terhadap sebuah sistem nilai.

Ya, posisi Anies bicara "etik" ke Prabowo itu mirip kayak Musa yang menyampaikan dakwah kepada Firaun, harus mengatakan Firaun salah padahal Firaunlah yang membesarkan Musa.

...

So, melalui rangkaian ini saya tidak melihat bahwa Anies maupun Nasdem berkhianat. Semua ini terjadi karena kalkulasi politik dan siklus sebab-akibat. Partai politik harus mengambil sikap politik dan konsekuensinya, hasilnya memang tidak selalu ideal.

Sedangkan Prabowo? 

1. Prabowo mengkhianati ijtimak ulama 2019.

2. Prabowo berkhianat kepada PKS di 2019, baik di level nasional maupun DKI.

3. Prabowo mengkhianati amanat oposisi. 

4. Prabowo mengkhianati pakta integritas dengan PKB.

5. Prabowo berkhianat pada konstitusi dengan mengangkat Gibran sebagai cawapres.


Udah pada pinter memutar balikkan fakta ya...


ChikYen...

Komentar