Potret Yerusalem : Bisakah Yahudi, Nasrani dan Islam Bersepakat dalam Hal Teologis?

Salah satu aspek fundamental yang melandasi konflik Israel-Palestina adalah aspek historis dan teologis antara 3 agama "langit". Semua bermula dari seorang Abraham yang melakukan "hijrah" dari Babilonia ke Yerusalem dan anak cucunya (melalui Ishak) berketurunan di sana.

Yahudi, Nasrani dan Islam mengakui Abraham sebagai orang suci di agamanya. Yahudi paling dekat dengan Abraham secara genealogi. Nasrani "merevisi" agama Yahudi namun Yahudi menolak perjanjian baru, menolak kedudukan Yesus sebagai Tuhan (anti-christ).

"Bagaimana dengan Islam?"

Ismael tidak pernah tinggal di Yerusalem. Ia tinggal di lembah Paran, dan keturunannya (Nabatean & Kedar) menjadi bangsa besar di kawasan Edom, Selatan Jordania. Keturunan Ismael tidak ada yang beragama Yahudi dan tidak pula menyaksikan kehadiran Yesus.

Tiba-tiba 2.500 tahun kemudian datang seorang keturunan Ismael membawa ajaran suci, ia mengaku mendapat legitimasi untuk "merevisi" ajaran Yahudi dan Nasrani sekaligus. Yang mana sepanjang 2500 tahun itu tak ada jejak kenabian dari keturunan Ismael.

Islam datang belakangan, namun Islam mengklaim bahwa orang-orang suci dari kalangan Yahudi dan Nasrani ini beragama Islam. Abraham juga diaku-aku beragama Islam. Dan orang Islam mengaku punya tempat suci di Yerusalem bernama Masjid Al Aqsa, masjid yang didirikan Salomo (keturunan Yahudi yang diklaim sebagai muslim).

Berdasarkan klaim tersebut, ummat Islam meyakini punya 3 tempat suci, yakni Mekkah yang di dalamnya terdapat Masjidil Haram (kiblat shalat muslim), Madinah yang menjadi ibukota pertama Islam, serta Yerusalem yang disana terdapat Al Aqsha yang dikatakan sebagai kiblat pertama ummat Islam

Ibaratnya nih, kamu sama sepupu kamu lagi rebutan warisan tanah leluhur. Eh tiba-tiba ada orang kampung sebelah dateng ngaku2 "leluhur kamu itu leluhur saya, dan tanah ini adalah tanah milik keluarga kami". Padahal ga ada satupun dari keturunan mereka yang pernah tinggal disitu.

Di posisi itu kamu pasti bilang, "lah, elu sape?". Kurang lebih itu juga yang dirasakan orang Yahudi dan Nasrani kepada orang Islam saat datang di Yerusalem.

"Dimanakah Al Aqsha sebenarnya?"

Quran tidak pernah menyebut kata Yerusalem barang satu kalipun. Tidak pula menyebutkan Al Aqsha itu ada dimana. Tidak juga menyebutkan bahwa Al Aqsha itu adalah peninggalan Nabi Sulaiman.

Faktanya, Masjid Al Aqsha baru dibuat setelah Islam dibawah kepemimpinan Umar menaklukkan Yerusalem tahun 636 Masehi. Sebelum Umar, bahkan tidak ada catatan ummat Islam bahkan nabinya pernah berkunjung ke Yerusalem... Jadi, Al Aqsha yang disebutkan Quran ini masih menjadi misteri.

Kalau Al Aqsha itu adalah "bait suci" di Yerusalem yang pernah dibuat orang termasyhur, sepertinya saya bisa menerawang bangunan apa itu.

Bibble menyebutkan bahwa Koresh yang Agung (Cyrus the Great) dari kerajaan Persia pernah menaklukkan Yerusalem. Kemudian Koresh membuat bait Allah untuk beribadah.

Spelling Koresh ini mirip dengan Quraisy. Kebetulan Quran juga menyebutkan bahwa orang Quraisy beribadah di bait suci. Apa mungkin ini ada korelasinya dengan Al Aqsha?... Hmm 🤔🤔

Saya kira, Yahudi, Nasrani dan Islam tidak akan mungkin bisa bersepakat dalam hal teologis. Islam yang datang belakangan mengajukan proposal "beralih saja ke agama kami yang merevisi agama2 kamu", bagi Yahudi dan Nasrani hal ini merupakan penghinaan besar.

Oleh karena kesepakatan teologis sulit dicapai, akan sulit juga menyamakan persepsi bahwa Al Aqsha itu adalah tempat suci ummat Islam sedari nabi Sulaiman. Logika itu cuma bisa diterima kalau Yahudi dan Nasrani sepakat agama mereka itu dari dulunya bernama Islam. Tapi itu tidak akan mungkin terjadi. Bagi mereka itu hanya lelucon...

Saya kira, satu-satunya alasan orang islam mempertahankan Yerusalem itu ya karena anggapan bahwa Al Aqsha itu peninggalan suci nabi mereka. Kalau tidak ada anggapan itu, mungkin orang-orang Palestina sudah pada hijrah ke Jordan atau Mesir sejak Israel berdaulat 1948. Tidak beda jauh dengan apa yang terjadi di Sevilla dan Istanbul.

Kasian warga sipil, khususnya dari kubu Palestina. Pengen nangis tiap liat bayi dan anak-anak kecil trauma, nangis, ngga berdaya, terluka bahkan sampai meninggal atau kehilangan orangtuanya. Mau sampai kapan kayak gini teh?

ChikYen

Komentar