Asal Usul Nama "Palestina" dan Sejarah Panjang Israel di Tanah Kana'an

Hari ini banyak orang silih mengklaim, kawasan yang hari ini berkonflik ini sebetulnya milik Palestina atau Israel? Kalangan pro-Palestina pasti bakalan nunjukin peta tahun 1920an, yang mana kawasan tersebut diberi nama "Palestine". Dengan satu data tersebut, lantas dijadikan hujjah bahwa kawasan tersebut harusnya milik orang Palestina, dan nama negaranya adalah Palestina. Kemudian bermunculan analogi pemilik rumah yang menerima tamu lalu diusir oleh tamunya ini.

Sekarang mari kita tengok aspek historisnya. Kita mulai dari kitab suci dulu...

1. Quran tidak pernah menyebut "Palestina" barang satu katapun. Begitupun hadits. Tapi Quran dan hadits banyak menyebut "Israil", Bani Israil, yaitu keturunan nabi Yaqub. Israil disini bukan kawasan geografi, namun sebagai genetik.


2. Hanya alkitab yang menyebutkan nama "Filistin/Filistia", yaitu kaum jahat dimana "Goliath" berasal yang kemudian dikalahkan oleh Daud muda. Sayangnya Filistin ≠ Palestin. Orang Filistin merupakan pendatang dari suku barbar Eropa di kawasan Mediterania Timur yang menaklukkan pesisir Israel.


3. Pada abad-2 Masehi, Romawi Bizantium menaklukkan kerajaan Yehuda, mereka mengusir Bani Israel dari tempat kediamannya (diaspora) dan mengubah nama tanah Israel menjadi "Province of Palestine".


4. Mengapa Romawi memberi nama Palestine? 
Karena Romawi ingin menghapus eksistensi Yehuda dan Israel dengan menamai tanah mereka dengan nama kaum yang merupakan musuh bebuyutan Israel, yaitu Filistin.


5. Tentu saja Quran tidak membenarkan keberadaan nama Palestina, karena Filistin adalah musuhnya Bani Israil yang dikasihi Tuhan, musuhnya risalah Yahudi. 

6. Ketika Umar menaklukkan Yerusalem, Umar dan seluruh khalifah setelahnya tidak pernah memakai nama "Palestina", even itu Bani Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, Ayyubiyah, hingga Turki Utsmani sekalipun. Semuanya menggunakan nama "Syam" untuk menyebutkan wilayah Syria, Jordan, Lebanon dan Israel. Bangsa Arab muslim yang tinggal disitu juga tidak pernah menamai diri mereka sebagai bangsa Palestina, tapi bangsa Arab.

7. Nama Palestina justru baru muncul kembali di awal abad-20 setelah Inggris menaklukkan Utsmani. Inggris menamai kawasan tersebut "Mandatory Palestine". Jadi wajar saja kalau peta tahun 1920an memakai nama Palestine, bukan Israel.


"Bagaimana dengan analogi pemilik rumah yang diusir oleh tamunya?"

Kalau begitu, Bani Israil juga bisa memakai analogi yang sama. 

1. Abraham menua di kawasan Yerusalem, Hebron, Bethlehem, lalu beranak pinak di kawasan tanah Kanaan, melalui Ishak.

2. Bani Israel berkali-kali terusir. Di era Yusuf, Bani Israel mulai masuk ke Mesir. Namun di era Musa, Bani Israel malah diperbudak. Akhirnya mereka dibawa kembali ke tanah Kanaan, namun sial, harus berjumpa dengan bangsa Filistia. Itu yang membuat pengikut Musa sempat ragu dan enggan mengikuti Musa "disana ada kaum raksasa".

3. Filistia dikalahkan Daud, lalu Daud dari keluarga Yehuda menjadi raja. Kerajaannya diberi nama Kerajaan Israel yang beribukota di Yerusalem. Kekuasaan itu meluas di era Sulaiman/Salomo. Apalagi setelah Sulaiman menikahi Ratu Bilqis dari Yaman.

4. Ketika Raja Salomo meninggal, kerajaan israel kemudian terpecah jadi kawasan utara dan selatan. Keturunan Yehuda menetap di Selatan.

5. Israel utara ditaklukkan Kerajaan Assyiria/Asyur. 2 abad kemudian, Yehuda ditaklukkan oleh Babilon. Bani Israel dibuang ke Babel.

6. Cyrus mengalahkan Babilon, bangsa Yehuda kembali dibawa masuk ke Israel.

7. 100 tahun setelah Yesus wafat, bangsa Israel kembali diusir oleh Romawi. Kali ini diusirnya permanen. Mereka berdiaspora ke berbagai wilayah, utamanya ke Eropa.


Gimana? Sama kan? Sama-sama pemilik rumah yang diusir?


Sejarah Israel di tanah Kanaan jauh lebih panjang dan lebih identik. Sama halnya dengan identiknya Arab Muslim di Mekkah dan Madinah. Karena Israel adalah tanah nenek moyang mereka, kota suci mereka.

Sedangkan muslim? Muslim yang tinggal di tanah Israel tak ubahnya seperti muslim tinggal di Mesir, Irak, Suriah, bahkan hingga Indonesia. Tidak punya akar sejarah yang identik.

"Bagaimana dengan fakta bahwa Al Aqsha adalah kiblat petama ummat Islam? Bukankah Al Aqsha disebutkan oleh Quran?"

Pertama, Al Aqsha cuman 1x disebutkan oleh Quran. Itupun hanya dalam peristiwa israk mikraj yang terjadi hanya 1 malam saja, dan hanya sebagai tempat singgah, gerbang checkpoint nabi muhammad menuju langit. Beda kontras sama masjidil haram yang disebutkan sampai 14x. Selebihnya tak ada nilai historis sedikitpun risalah Quran di kawasan Baitul Maqdis.

Kedua, tak disebutkan lokasi spesifik dimanakah Al Aqsha itu.

Ketiga, kalau yang dimaksud Al Aqsha itu "Temple of Salomon", maka kiblat pertama muslim itu adalah kiblatnya Yahudi, Bani Israil. Islam hanya "mengklaim" Al Aqsha dengan alasan bahwa Nabi2 Bani Israil itu utusan Allah. Nabi Muhammad juga utusan Allah yang terakhir, walaupun bukan dari keturunan Yehuda maupun Israel. Tapi karena Tuhannya sama, maka tempat suci peninggalan Nabi2 Bani Israil adalah tempat suci milik ummat Islam juga. Ummat Yahudi yang merupakan pemilik asli warisan suci itu harus mau mengakui bahwa warisan2 itu sudah jadi milik Islam karena Tuhan diklaim sudah memindahkan mandatnya ke ummat Islam. Begitulah logika ummat Islam.

Keempat, 2 masjid di kawasan Baitul Maqdis, semuanya baru dibuat setelah Nabi Muhammad wafat. Dibangun di kawasan yang dulunya jadi kiblat ummat Yahudi. Yang kubah warna hitam dibikin Umar tahun 636. Yang kubah emas dibikin sama Bani Umayyah tahun 690an, lalu kubahnya dilapisi emas oleh Raja Jordan di abad 20 kemarin.

Begitulah kurleb ringkasan tentang asal usul nama Palestina dan sejarah panjang Israel. Kalau berdasarkan narasi ini, siapa dong yang "lebih berhak" memiliki wilayah tersebut? Dan sebaiknya kawasan tersebut diberi nama apa? Lalu, salahlah jika Israel ingin mencaplok Yerusalem juga?

ChikYen...

Komentar