Nabi Muhammad – Sang Pengujar Kebencian

Topik diatas sangat tidak enak dibaca. Dan pasti akan menuai amarah dari yang membaca judulnya. Tapi saya kira, topik ini justru relevan dengan apa yang terjadi hari ini di bumi Pertiwi yang kita cintai ini.

Sebuah slogan yang takkan berhenti digaungkan setiap muslim,

"Islam agama Rahmat"

Sebagian kemudian mengintepretasikan rahmatan Lil alamin pada satu kata kunci ; toleransi.


Diangkatlah Isyu piagam Madinah dimana Rasulullah menyusun narasi kebangsaan dengan Yahudi dan Nasrani, Bahwa tidak ada negara agama.

Diangkat pula kisah welas asih nya nabi Muhammad sekalipun kepada kaum yang membencinya. Bahkan ketika Jibril telah habis kesabaran saat nabi dilempari batu oleh penduduk Thaif, nabi tetap menenangkan Jibril, "sesungguhnya mereka belum paham"...


Ya,

Kita tidak boleh menafikan hal tersebut.

Begitulah akhlaq mulia nabi kita, sosok manusia terbaik yang pernah terlahir ke dunia.

Kabar tentang kemuliaan akhlak nabi Muhammad tertuang pada Qur'an dan hadits2 shahih, dhaif, sampai maudlu sekalipun.


Namun,

Disini Saya hanya hendak menyampaikan sudut lain yang mungkin luput atau kurang mendapat perhatian dari kawan penganut keyakinan demikian.

Nabi Muhammad itu orangnya tegas terhadap konstitusi yang sudah disusun. Anda lebih tau daripada saya, berapa kali nabi memerangi orang Yahudi yang mengkhianati piagam Madinah. Tanpa ampun! Mereka dihabisi.

Puluhan perang dilakoni nabi Muhammad tanpa henti hanya dalam 8 tahun puncak kepemimpinannya atas Madinah.

Abu bakar saja memerangi mereka yang tidak bayar zakat. Abu bakar yang selalu kita angkat sifat lemah lembutnya itu loh...


Kembali lagi,

Saya hanya hendak mengingatkan...

Ternyata,

Toleransi itu ada koridornya...

Dan ada batasnya...

Andaikan saudara kita dirampas hak2 kemanusiaannya, layakkah kata toleransi kita kedepankan?


Sekarang,

Kembali ke topik awal...

"Nabi Muhammad itu seorang Pengujar Kebencian!"

Wahh, pencemaran nama baik!


Sesungguhnya

Saya hanya berandai-andai. Jika nabi Muhammad tinggal di Indonesia hari ini, Mungkin beliau adalah orang yang paling sering dipidanakan oleh aparat penegak hukum di negeri ini...


Lha kenapa demikian?

Anda pasti tidak lupa dengan nama Abu Jahal. Apa artinya abu Jahal?

Abu = bapak

Jahal = bodoh

Alias, bapaknya kebodohan.


"Lha, emang jelas dia bodoh karena nyembah berhala"


Hehe...

Jangan terjebak.

Abu Jahal itu adalah gelar pemberian nabi Muhammad. Bukan nama dari sananya...


WOW, SEORANG NABI YANG BERAKHLAQ MULIA KOK MENGGELARI SEBUTAN BURUK?


Ya, jangan tanya saya... Nama asli abu Jahal itu Amr bin Hisyam. Saat itu Quraisy adalah suku paling terpandang sepanjang jazirah Arab. Kebudayaan sastra mereka konon paling tinggi di kawasan tersebut. Juga dengan perdagangannya yang sangat maju di masanya...

Lalu di tengah bangsa "paling beradab" di jazirah Arab tersebut hadirlah seorang Amr bin Hisyam.

Apakah dia bodoh?

Perhatikan apa gelar yang diberikan suku Quraisy kepadanya ; Abu Hakam

Apa artinya?

Abu : bapak

Hakam : hukum, kebijaksanaan,

Saking terkemukanya Amr bin Hisyam di kalangan bangsa Arab paling terkemuka saat itu, ia sampai diberi gelar terhormat,

"Bapak hukum", 

"Bapak kebijaksanaan"

Ternyata nabi Muhammad memanggil orang paling terhormat se-jazirah Arab tersebut dengan istilah yang sangat buruk, "ABU JAHAL".


Hh..

Saya tidak bisa membayangkan seandainya nabi Muhammad hidup di tengah-tengah kita hari ini, mungkin beliau Saw akan dipidanakan oleh aparat penegak hukum. Nabi Muhammad yang Berakhlaq mulia ini telah melakukan hate speech yang sangat keras kepada orang paling dihormati di jazirah Arab kala itu, dan hal tersebut diajarkan kepada seluruh pengikutnya.

Tak cukup disitu,

Seorang tokoh kesohoran lainnya, yang merupakan cucu dari orang yang sangat terpandang dalam sejarah bangsa Arab kala itu, Abdul "Uzza" bin Abdul Muthalib, yang notabenenya merupakan paman dari sang nabi sendiri,, iapun tak lepas dari "hate speech" yang dilakukan keponakannya yang Berakhlaq mulia.

Nabi menggelarinya "Abu Lahab"

Abu = bapak

Lahab = kobaran api


Inikah akhlaq seorang yang mulia kepada pamannya sendiri??

Saya tidak tahu...

Kisah-kisah diatas bukan hal tabu.

Anda semua yang mengetahui sejarah Islam pasti tahu soal ini.

Kalau mau dirunut lagi, ternyata Allah-lah yang mengajarkan demikian. Melalui satu ayat di surah Al maidah "afa hukmul jaahiliyyati yabghun?" dan surah Al lahab. "Ohh, kalau begitu, Allah juga melakukan hate speech dong?"

Taubat ente!

Coba tinjau lagi pemahaman anda terkait Agama Rahmat dan akhlaq mulia. 

Sesungguhnya seluruhnya ada koridornya.


Katakan iya, bahwa...

Kemuliaan akhlaq dan toleransi memang harus ditunjukkan secara nyata.

Tapi kepada orang yang paling keras menghalangi manusia kepada jalan Allah, yang bahkan secara nyata menghancurkan hak hak dasar kemanusiaan,,

Pantaskah kita bertoleransi dengan mereka?

Pantaskah kita berbalas pantun halus dengan mereka?

Jika engkau lakukan yang demikian,

Justru engkau telah nyata nyata menciderai esensi dasar keyakinan dan juga kemanusiaan.


Maka

Dalam hal ini saya tidak akan pernah menyalahkan Amin Rais yang mengatakan "partai setan",

Atau habib Rizieq yang mengajak ummat melaknat kaum munafiqun 2017 silam.


-Salam benci-


Ditulis oleh : Tejay Souza

Tanggal penulisan : 13 Juni 2018

Komentar