Menata Masyarakat

Kalau mau merunut dari dasar, pemerintahan itu diperlukan untuk mengatur hubungan masyarakat. Kalau dunia masih cuma 10 orang kan enak ya. Ga perlu rebutan bikin rumah dimana. Mau berburu hewan apa tiap hari. Paling rebutan pasangan aja yang seru. 

Nah ketika manusia udah berjumlah 1 juta orang, tentu masalah makin kompleks. Kalau dibiarkan tak teratur, bisa kacau lalu lintas manusia. Mungkin akan saling terkam satu sama lain. Maka dibutuhkan pihak yang didaulat untuk menata manusia. Kita sebut namanya pemerintah. 

Ada banyak cara dalam mengelola masyarakat. Ada yang pokoknya gimana penguasa. Ada yang apa apa minta pendapat rakyat. Dll. Maka lahir teori teori politik, pemerintahan, model negara, sistem ekonomi, dll. Sejak Reformasi kita putuskan pakai Demokrasi. 2004 kita bisa pilih presiden langsung. Pers semakin bebas. Dll. 

Kalau saya sih melihatnya begini, 

Sebetulnya posisi pemerintah itu tidak begitu urgent, jika masyarakatnya stabil. Yang jadi masalah, ketika masyarakat terlalu heterogen, dan semua pihak punya kepentingan, wahh ya repot sih. Jadi pemerintahan itu terasa urgent. 

Hmm... Apakah pemerintahannya-kah yang urgent? Saya tidak terlalu sepakat. Saya lebih cenderung sepakat bahwa sistem nilai kita yang urgent untuk dibenahi. Kalau sistem nilai kita seperti ini, mau siapa pemerintahnya juga sama aja. Kacau. 

Ya, mau bagaimana lagi, Tidak bisa dipungkiri, Contoh terbaik dalam mengelola masyarakat itu,, ya seperti yang dilakukan kanjeng nabi. Bagaimana nabi membina masyarakat?? 

Kadang kita kurang bijak melihat sejarah nabi. Kita fokus di pemerintahan nabi saja. Disitu nabi tegakkan hukum Islam. Nabi suruh rakyat berperang. Dll. 

Ya jadinya begini, rakyat yang merasa mencontoh nabi kerjaannya ngajak perang melulu. Nampaknya mereka lupa melihat fase awal diutusnya nabi. 

Pertanyaan ini cukup mendasar untuk dijawab, 

"Untuk apa nabi diutus?"

Maka anda akan menjawab "untuk menyempurnakan akhlaq manusia".

Yap tepat. 

Dan anda silakan ngaca. 

Hari ini, akhlaq masyarakat sudah baik apa belum? 

Progresnya semakin stabil apa semakin kacau? 

Beuh masyarakat hari ini terpolarisasi luar biasa. Kubu sini ada ulama. Kubu sana ada ulama. Kubu sini ada Profesor. Kubu sana ada Profesor. Kubu sini ada mafia. Kubu sana ada mafia. Hmm apakah kubu sini ada Allah dan kubu sana ada Allah juga?? 

Hmm... 

Ya, 

Kalau kondisinya sudah sekacau ini, mungkin saatnya Allah "turun tangan". Akan diutusnya seseorang dari kalangan kalian sendiri. Yang ditugaskan mengingatkan manusia akan hari pertemuan dengan Tuhannya. Karena sudah sama sama batu. Kubu sana ngotot benar. Kubu sini juga ngotot benar. Dan tak saling mau mengakui kebaikan apalagi kebenaran di masing2 kubu. 

Kalau anda semua sudah seperti itu, Siap2 saja menunggu datangnya utusan Allah. Yang pasti orang2 yang hatinya berpenyakit akan mendustakan utusan Allah. Seperti Ummat terdahulu juga mendustakan rasul. Baik di kubu sini apa sana. 

Coba anda baca. Apa sih yang dilakukan para pembawa risalah pada saat awal dibangkitkan? Adakah mereka memprovokasi manusia untuk berperang? Ini dia yang saya sebut diatas, bahwa kebanyakan anda mungkin kurang bijak dalam memilah "sunnah".

Fase Makkiyah, 

Nabi mulai seorang diri berdakwah kesana kemari. Memperingatkan manusia untuk ingat Allah. Meninggalkan ikatan yang menjerat diri mereka. Hanya kembali kepada Allah saja. 

Selain itu, nabi mengajak manusia ikut dengan dirinya. Karena Allah membimbing Nabi menuju kepada jalanNya. Supaya manusia mau bersama sama dengan nabi untuk menciptakan tatanan masyarakat yang damai. Yang adem. Yang legowo. Yang menghormati satu sama lain. Yang tidak egois. Mementingkan kepentingan bersama ketimbang kepentingan diri dan kelompoknya. Orang yang sudah mengikuti nabi, merekapun kemudian melakukan hal yang sama dengan nabi. Mengajak manusia kembali kepada Allah. 

Nabi tidak mengajak manusia memerangi kekuasaan abu jahal. Tidak! Malah nabi mendakwahi sang abu jahal. Supaya dengan pengaruh abu jahal ini, masyarakat bisa berbondong2 masuk islam, meninggalkan sistem politik pemerintahan jahiliyah bersama sama. Dan menuju kepada satu sistem pemerintahan yang benar benar stabil, adil, bijak. Yang mana rakyatnya ridha pada pemimpinnya. Inilah sebuah sistem pemerintahan yang Allah sebut sebagai "Baldatun Thayyibatun WA Rabbun Ghafur"... Ampunan Allah turun kepada negeri tersebut.. 

Tidak ada yang melontarkan Mosi tidak percaya. Ya, karena seburuk apapun pemerintah, dia itu yang mengurus urusan anda semua loh! Besar sekali tanggung jawab mereka! 

Tapi itu tentu tidak bisa dilakukan dengan sistem tambal sulam, dengan teknik okulasi ideologi, cangkok, setek, daan teknik teknik rekayasa ideologi lainnya. Karena pemerintahan ini dibuat steril dari segala keburukan. Orang yang mau masuk ke dalam sistem pemerintahan tersebut harus "bersuci" seperti halnya orang yang berwudhu ketika mau shalat. Dan jalannya pemerintahan itu seperti halnya orang yang sedang shalat berjamaah. Mereka menunjuk satu imam. Lalu mereka taat kepada instruksi imam tanpa harus melihat siapa yang sedang jadi imamnya. Dan mereka semua sama2 bersujud kepada Allah pemilik langit dan bumi. Jika imam melakukan kesalahan, mereka sama sama bertasbih "subhanallah" atau "maha suci Allah". Jika imam tetap meneruskan kesalahan sekalipun sudah diingatkan, maka rakyat tetap mentaatinya.. Barulah di akhir shalat mereka sama sama melakukan sujud syahwi.. Memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang telah mereka perbuat... Tidak mungkin mereka bernafsu menurunkan pemimpinnya karena kesalahan kesalahan yang dibuat sang pemimpin. 

Sistem pemerintahan seperti ini tidak bisa di"copy-paste" ke dalam sistem pemerintahan lain yang sudah punya sistem nilai sendiri. Karena nanti akan ada timpang tindih kepentingan hukum dsb. Harus benar2 steril. Seperti bayi yang hanya bisa lahir melalui rahim suci ibu. Tidak boleh ada racun masuk ke dalam rahim tempat si bayi bersemayam. Semua makanan yang ibu makan akan difilter oleh tubuh ibu menjadi makanan yang baik untuk si bayi makan. Setelah bayi lahir, diapun hanya minum ASI. Tidak bisa makan yang lain. Sampai akhirnya si bayi itu berproses jadi manusia seperti kita sekarang. Seperti itulah gambaran sistem pemerintahan yang dirintis nabi. 

Jadi, 

Tidak bisa, dan sangat keliru, jika kita memaksa menegakkan syariat islam di sistem pemerintahan yang tidak bisa memfasilitasi hal tersebut. Apalagi masyarakatnya tidak menghendaki hal tersebut. Itu sungguh tidak bisa. Tidak mungkin. Jika anda tetap memaksa seperti itu, itu sungguh keliru! 

Syariat islam hanya bisa dilaksanakan pada saat masyarakat hukumnya adalah muslim. 

Apa itu muslim? 

Tunduk. 

Patuh. 

Pasrah. 

Berserah diri. 

Muslim itu adalah orang orang yang benar2 sudah menundukkan hawa nafsu mereka, dan ridha untuk tunduk kepada Allah. Mereka tidak dipaksa untuk itu. Mereka memilih dengan sadar... 

Begitulah nabi memulai "karier".

Nabi ingatkan manusia untuk tunduk pada Allah. Dan apa yang kita perbuat ini akan dipertanggung jawabkan di akhirat. Sehingga, seluruh pengikut nabi adalah orang yang memang takut kepada Allah. Kualitasnya juara. Dari mulai kelas bangsawan sampai budak, kualitas mereka sama baiknya! Ketika nabi menginstruksikan hijrah dan membentuk sistem pemerintahan sendiri, mereka taat. Mereka sambut panggilan akbar ini. 

Dan berdirilah secara seketika pemerintahan yang benar2 melaksanakan syariat islam 100%. Tak ada tawar menawar sedikitpun dari rakyatnya. Semua tunduk dan pasrah kepada Allah. Mereka ridha dan Allahpun ridha pada mereka. 

Nah, Saudara saudara. Anda ini mau menuju kemana? 

Silakan saja anda terus ribut untuk menegakkan syariat islam di NKRI ini, seperti ajakan ustad ustad panutan anda itu... 

Saya berani menggaransi. Itu tidak akan berhasil. Kalaupun berhasil, bukannya menjadi berkah. Malah menjadi fitnah. Seperti yang terjadi di negara2 pelaksana syariat islam. Mereka hanya menjadikan agama ini alat untuk menghukum. Bukan dipakai untuk menata seluruh sendiri kehidupan masyarakat, supaya tercipta masyarakat yang berakhlaq mulia, yang tidak cekcok berkepanjangan satu sama lain, yang tidak mau mendzalimi sesama manusia, yang mau saling mengingatkan dalam ketaqwaan, dalam kemashlahatan bersama...

Bukan begitu Allah mendidik para rasul. Allah tidak akan mendidik manusia menjadi manusia yang gila, pemarah, bodoh, tidak mau diatur. 

Jika anda berminat untuk bersama sama membangun peradaban yang baik, mau mengikuti petunjuk Allah dalam setiap langkah,, 

Silakan hubungi nomor di bawah layar kaca anda berikut ini... 😂😂😂

Just kidding... 

Intinya, 

Ingat Allah. 

Jangan sombong

Jangan angkuh

Jangan takabur

Jangan membenci satu sama lain. 

Luruskan niat. 

Berdoalah kepada Allah. 

Semoga kita dituntun kepada jalanNya. 

Semoga Allah tunjukkan, siapakah orang2 yang sedang berjuang di jalanNya, agar kita dengan hati yang ikhlas akan mengejar mereka. Tanpa paksaan dari pihak mana pun. Sekalipun kita harus merangkak diatas salju... Sekalipun harus menyebrangi rawa rawa penuh buaya air payau. 

Karena tanpa hidayah dari Allah, kita bisa apa? Tersesat dan tak tahu arah jalan pulang... 😔😔

Tinggalkan perdebatan tidak berguna tentang pilpres. 

Sayangi dirimu. 

Saya benar benar khawatir selepas ini kejiwaan anda terganggu. 

Anda memutus silaturahim dengan siapa saja yang padahal tidak pantas untuk anda putuskan silaturahim atasnya. 

Anda lakukan smua itu hanya untuk membela mati2an orang yang tidak anda kenal... 

So sad... 

Mari, kita menuju kemenangan diri! 

#RabbakaFaKabbiru

#FathanMubina

#1441

#SistemEmbrio

#IslamSatuTubuh

...

ChikYen..


Ditulis oleh : Tejay Souza

Tanggal penulisan : 20 April 2019

Komentar