Jadi, Pemilu itu Apa??

Sepekanan silam, saya nonton beberapa siaran berita politik setelah absen beberapa bulan. Satu dua pekan ini topik rekonsiliasi nampak menjadi topik utama. Ada yang menarik, para politisi menjelma menjadi manusia bijak. Hal ini dipelopori Presiden terpilih, Joko Widodo, dalam pidato deklarasi kemenangannya,, "mulai hari ini tidak ada lagi 01 dan 02, tidak ada lagi cebong dan kampret, adanya merah putih"... Para politisi juga turut menimpali "Sekarang adalah saatnya kita membangun kembali bangsa setelah masa pemilu kemarin"... 


Sekilas perkataan tersebut terdengar bijak, menyejukkan,, 

Tapi kita coba lebih teliti, 

Saya ulang petikan dari politisi,, 

"Sekarang saatnya kita MEMBANGUN KEMBALI bangsa setelah masa pemilu kemarin.".


Saat itu yang saya simak adalah perkataan Jhonny G Plate, politikus PDIP. TKN Jokowi Makruf... 


Anda melihat kelucuan disana?

Kalimat MEMBANGUN KEMBALI itu seperti menggambarkan bahwa kejadian sebelumnya merupakan fakta sebaliknya. 

Jadi, dulu pernah bangsa ini membangun diri, kemudian terjadi sesuatu yang destruktif, dan sekarang saatnya membangun kembali. 

Dan apakah kejadian sebelum iji? 

Jawabannya ada di akhir kalimat : "... Setelah masa PEMILU kemarin".


Jadi, secara tidak langsung, orang yang mengatakan hal tersebut membenarkan bahwa pemilu adalah ajang destruktif. Dia bertentangan dengan sila-3 pancasila, persatuan Indonesia... Pemilu itu memecah belah bangsa. 


Saya sih sejak awal tidak mau partisipasi pada pemilu. Karena saya masih waras. Tidak mau turut andil dalam perpecahan bangsa. 


Kapan Anda mau sadar, saudara saudara? 


Sekarang saya kesulitan berkomunikasi sama orang. Harus hati2, dia ini pendukung 01 apa 02. Supaya bahasa saya menyesuaikan mereka... 

Salah dikit, saya dimusuhi.. 


Repotnya, karena saya bukan pendukung 01 maupun 02, maka baik pendukung 01 dan 02 bisa jadi membenci saya secara bersama sama. 


Pertanyaannya, 

Dengan angka partisipasi 80% di ajang pesta demokrasi kemarin, 

Anda melihat ini sebuah prestasi atau bencana?? 


Kalau persepsi pemilu adalah sesuatu peristiwa yang membuat kita harus membangun kembali bangsa setelah peristiwa tersebut digelar,, 

Maka angka partisipasi 80% adalah indikator yang sangat serius sebuah kerusakan bangsa ini...

INI BENCANA YANG BENAR BENAR NYATA!!! 

Ya! 80% manusia di dalam negara ini menghendaki hancurnya bangsa ini. 

Bagaimana dengan 20% lainnya?? 

Sebagian terkena kendala Golput teknis. Dia tidak pergi mencoblos karena belum urus administrasi pemilu. Dia sedang di rantau, dan males pulang. Soalnya nanggung liburnya cuman sehari.

Kalau kita bagi rata, anggap yang Golput teknis cuman 10% dan Golput beneran ada 10% juga.. 

Jadi, 10% ini juga sebetulnya menghendaki perpecahan bangsa, hanya saja kontribusi dia terhalang teknis... 


Nah tinggal yang beneran Golput. Jumlahnya cuman 10%...

10% ini juga motivasinya berlainan. 

Ada yang kecewa dengan pilihan yang ada. 

Ada yang tidak perduli dengan bangsa ini... 

Hmm... Jadi yang beneran waras tersisa berapa% ya?? 

🤔🤔

Dan selebihnya, hampir seluruh anak bangsa ini ternyata menghendaki perpecahan bangsa. 

Dagelan oh dagelan... 

#ChikYen


Ditulis oleh : Tejay Souza

Tanggal penulisan : 15 Juli 2019

Komentar